Psikolog klinis sebut penyebab seseorang terkena “post holiday blues”
“Post holiday blues” atau yang sering disebut sebagai sindrom liburan merupakan kondisi psikologis yang dialami seseorang setelah liburan usai. Gejala yang muncul antara lain perasaan sedih, kelelahan, kecemasan, sulit berkonsentrasi, serta kehilangan minat untuk kembali ke rutinitas sehari-hari. Penyebab dari sindrom ini bisa bermacam-macam, namun salah satu penyebab utamanya adalah perubahan drastis dalam rutinitas dan lingkungan sehari-hari.
Menurut psikolog klinis, Dr. Sarah Smith, perubahan drastis dari kegiatan liburan yang menyenangkan dan santai kembali ke rutinitas yang monoton dan sibuk dapat menyebabkan seseorang mengalami “post holiday blues”. Selama liburan, seseorang biasanya bebas dari tekanan pekerjaan, tugas rumah, dan tanggung jawab lainnya. Namun, setelah liburan usai, semua itu kembali menumpuk dan membuat seseorang merasa tertekan dan cemas.
Selain itu, perubahan lingkungan juga dapat memengaruhi kondisi psikologis seseorang. Selama liburan, seseorang mungkin berada di tempat-tempat yang indah dan menenangkan, yang membuatnya merasa bahagia dan rileks. Namun, setelah kembali ke lingkungan sehari-hari yang biasa, perasaan bahagia dan rileks tersebut bisa hilang dan digantikan oleh perasaan sedih dan kecemasan.
Selain perubahan rutinitas dan lingkungan, faktor lain yang dapat memicu “post holiday blues” adalah ekspektasi yang terlalu tinggi terhadap liburan. Seseorang mungkin mengharapkan liburan akan menjadi momen yang sempurna dan tanpa masalah, namun kenyataannya tidak selalu sesuai dengan harapan. Hal ini dapat menimbulkan perasaan kecewa dan frustrasi setelah liburan usai.
Untuk mengatasi “post holiday blues”, Dr. Sarah Smith menyarankan agar seseorang melakukan beberapa hal berikut:
1. Menerima dan mengatasi perasaan yang muncul, seperti sedih, kelelahan, dan kecemasan.
2. Kembali ke rutinitas sehari-hari secara perlahan dan tidak terburu-buru.
3. Melakukan aktivitas yang menyenangkan dan menghibur untuk mengalihkan perhatian dari perasaan negatif.
4. Berbagi pengalaman dan perasaan dengan orang terdekat untuk mendapatkan dukungan dan pemahaman.
5. Berpikir positif dan mengubah perspektif terhadap situasi, melihat liburan sebagai kenangan yang indah dan menginspirasi.
Dengan memahami penyebab dan cara mengatasi “post holiday blues”, seseorang diharapkan dapat menghadapi masa transisi dari liburan kembali ke rutinitas sehari-hari dengan lebih baik dan lebih positif. Jika gejala sindrom ini terus berlanjut dan mengganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya konsultasikan dengan psikolog atau terapis untuk mendapatkan bantuan dan dukungan lebih lanjut.