Mikro ekspresi adalah ekspresi wajah yang sangat kecil dan seringkali sulit untuk dilihat oleh orang lain. Namun, bagi ahli mikro ekspresi, seperti Paul Ekman, mikro ekspresi bisa memberikan petunjuk yang sangat penting tentang apa yang sebenarnya dirasakan oleh seseorang.
Baru-baru ini, saat pelantikan presiden baru, terjadi sebuah insiden yang menarik perhatian para ahli mikro ekspresi. Saat presiden baru tersebut, Gibran, sedang memberikan pidato pelantikannya, beberapa ahli mikro ekspresi berhasil menangkap adanya ekspresi wajah yang menunjukkan kesedihan atau “sadness” di wajah Gibran.
Ekspresi ini sangat subtil dan mungkin tidak terlihat oleh banyak orang, namun bagi para ahli mikro ekspresi, hal ini bisa menjadi petunjuk tentang apa yang sebenarnya dirasakan oleh Gibran saat itu. Beberapa faktor yang bisa menyebabkan Gibran merasa sedih bisa bermacam-macam, mulai dari tekanan yang besar sebagai seorang pemimpin baru, hingga perasaan tidak jelas atau ambivalen terhadap posisi barunya.
Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa mikro ekspresi hanya merupakan petunjuk awal dan tidak bisa dijadikan patokan mutlak dalam menginterpretasikan perasaan seseorang. Selain itu, ekspresi wajah juga bisa dipengaruhi oleh banyak faktor lain, seperti kelelahan, kegembiraan palsu, atau bahkan hanya kebiasaan dalam berbicara.
Namun demikian, fenomena mikro ekspresi ini tetap menarik untuk diperhatikan dan bisa memberikan wawasan yang lebih dalam tentang apa yang sebenarnya dirasakan oleh seseorang. Hal ini juga menunjukkan betapa pentingnya komunikasi non-verbal dalam memahami perasaan dan emosi seseorang.
Dengan demikian, kita bisa belajar bahwa ekspresi wajah seseorang bisa mengungkapkan banyak hal yang tidak terucapkan. Dan dengan memperhatikan mikro ekspresi, kita bisa lebih peka terhadap perasaan dan emosi orang lain, sehingga bisa memberikan dukungan dan pengertian yang lebih baik dalam berinteraksi dengan mereka.