Kejang pada anak adalah kondisi yang seringkali menakutkan bagi orang tua. Kejang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk penggunaan obat-obatan tertentu. Baru-baru ini, sebuah studi telah menemukan bahwa kejang pada anak akibat obat resep meningkat dua kali lipat di Amerika Serikat.
Studi ini dilakukan oleh para peneliti dari Northwestern University dan diterbitkan dalam jurnal Pediatrics. Mereka menganalisis data dari National Ambulatory Medical Care Survey antara tahun 2005 dan 2015. Hasilnya menunjukkan bahwa kejang pada anak yang disebabkan oleh obat resep telah meningkat dari 0,22 per 1.000 kunjungan medis pada tahun 2005 menjadi 0,45 per 1.000 kunjungan medis pada tahun 2015.
Menurut para peneliti, peningkatan ini kemungkinan disebabkan oleh peningkatan penggunaan obat-obatan tertentu pada anak-anak. Obat-obatan yang paling sering dikaitkan dengan kejang pada anak adalah antibiotik, antidepresan, dan obat-obatan untuk gangguan hiperaktivitas seperti ADHD. Para peneliti juga menemukan bahwa anak-anak yang mengonsumsi lebih dari satu obat memiliki risiko kejang yang lebih tinggi.
Kejang pada anak dapat memiliki berbagai dampak negatif, termasuk kerusakan otak jangka panjang. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan dokter untuk memperhatikan efek samping obat-obatan yang diberikan kepada anak-anak. Dokter juga disarankan untuk memberikan dosis yang tepat dan memantau kondisi anak secara teratur untuk mengurangi risiko kejang.
Para peneliti berharap bahwa temuan ini dapat meningkatkan kesadaran tentang risiko kejang pada anak akibat obat resep. Mereka juga menekankan pentingnya untuk lebih berhati-hati dalam memberikan obat-obatan kepada anak-anak dan mempertimbangkan alternatif pengobatan yang lebih aman. Dengan demikian, diharapkan dapat mengurangi angka kejang pada anak dan meningkatkan kesehatan mereka secara keseluruhan.